Dale C. Part 2 "Buat Orang Lain Merasa Bahwa Mereka Penting'

Hanya ada satu cara di bawah surga untuk menggunggah siapa pun melakukan apa saja yang kita inginkan. Ya hanya satu cara. Cara tersebut adalah dengan membuat mereka yang ingin melakukannya sendiri. Kita bisa saja menodongkan pistol agar mereka berbuat sesuatu, atau seorang bos dapat memaksa pegawainya melakukan sesuatu dengan ancaman dia akan memecatnya, namun metode-metode tersebut tidak akan memberikan dampak yang signifikan.

Hampir semua keinginan dapat dipuaskan, namun ada satu hal yang jarang dapat dipuaskan, Yakni: hasrat menjadi besar. Semua orang ingin dirinya menjadi orang yang dihormati dan dianggap sebagai orang terhormat. Hasrat untuk dianggap penting juga merupakan salah satu perbedaan nyata antara manusia dan binatang. Beberapa bukti mengatakan bahwa manusia bisa benar-benar menjadi gila dalam usahanya mendapatkan perasaan bahwa dia adalah orang penting.

Lincoln berkata bahwa setiap orang menyukai pujian. Sementara James berkata “Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.” Salah satu cara terbaik untuk mengabulkan keinginan orang lain tersebut adalah menganggap mereka penting atau menganggapnya orang besar dan memberikannya pujian.

Charles Schwab dipilih sebagai Presiden pertama perusahaan baja Amerika yang dibangun pada tahun 1921 ketika dia masih berusia 38 tahun dengan gaji yang fantastik, 1 juta USD. Mengapa dia dibayar sedemikian besarnya, bahkan lebih dari 3.000 USD perhari, apakah karena dia seorang ahli yang sangat mumpuni di bidang riset baja? Bukan. Apakah karena kejeniusannya? Bukan juga.

Schwab membeberkan rahasinya. Dia mendapatkan gaji sebesar itu sebagian besar karena cara berhubungannya dengan manusia. Dia mengatakan “Saya menganggap kemampuan saya untuk membangkitkan antusiasme pada orang lain adalah aset paling besar yang saya miliki, dan cara terbaik yang saya lakukan untuk mengembangkan diri seseorang dengan menghargai dan mendorong semangatnya.”

Di melanjutkan, “tidak ada hal lain yang sangat membunuh ambisi seseorang selain kritik dari mereka yang merasa lebih tinggi. Saya tidak pernah mengkritik/memarahi siapa pun. Saya percaya dengan memberi intensif pada seseorang di tempat kerja. Jadi saya suka memberi penghargaan dan segan mencerca kesalahan. Jika saya menyukai sesuatu, saya sepenuh hati dalam penerimaan saya dan royal dalam memberi pujian.”

Ketika suatu studi dibuat beberapa tahun lalu mengenai para istri yang banyak melarikan diri, salah satu penyebab terbesarnya adalah “kurangnya penghargaan.” Orang-orang pada saat itu sering tidak menganggap penting pasangan mereka, sampai mereka tidak pernah mengungkapkan penghargaan terhadap istrinya.

Pamela Dunham dari New Fairfield mempunyai tanggung jawab diantaranya adalah melakukan supervisi terhadap seorang pembersih kantor yang mengerjakan tugasnya dengan sangat buruk. Para pegawai lainnya akan mencemoh pekerja tersebut dan membuang sampah di lorong untuk menunjukkan betapa buruk pekerjaannya. Tanpa hasil, Pamela berusaha sekuat tenaga untuk memotivasinya. Pamela menemukan bahwa sekali-kali ternyata pekerja tersebut melakukan tugasnya dengan baik. Hal yang dilakukan Pamela adalah memujinya di depan orang lain. Pamela terus melakukannya. Hasilnya, setiap hari pekerjaannya semakin baik, dan dalam waktu singkat dia mulai mengerjakan semua tugasnya dengan baik dan efisien.

Dari beberapa analogi dan kisah di atas, poin terpenting yang dapat diambil adalah untuk mendapatkan hati orang lain, agar mereka bisa menjadi apa yang kita inginkan adalah dengan membuat mereka melakukan sesuatu karena keinginan mereka sendiri. Cara menggiring mereka menuju hal tersebut ialah dengan membuat mereka merasa bahwa mereka adalah orang yang penting, hargai setiap pekerjaan mereka dan jangan memarahi mereka.

Share:

Dale C. Part 1 "Jika Anda Ingin Mengumpulkan Madu, Jangan Tendang Sarang Lebahnya"

Setelah berminggu-minggu dicari, Crowley “sang pembunuh”, penjahat paling ditakuti di New York saat itu, akhirnya sampai pada klimaksnya. 150 polisi dan detektif mengepungnya sambil saling berbalas senapan dengan Crowley.

Crowley merupakan penjahat, perampok bersenjata yang tidak segan untuk membunuh seseorang. Salah satu Komisaris Polisi mengatakan bahwa dia akan membunuh seseorang hanya karena jatuhnya sehelai bulu. Terakhir dia menembak salah satu polisi hanya karena polisi tersebut memintanya untuk menunjukkan surat-surat berkendara.

Namun dibalik kekejamannya, dia menulis surat dengan bekas luka di atas kertas bertuliskan, “di balik pakaian saya ada sebuah hati yang letih, sebuah hati yang baik, yang tidak tega melukai siapapun.”

Al Capone, juga merupakan salah satu penjahat paling ditakuti, pemimpin geng terkejam yang pernah ada di Chicago, pun demikian, dia mengatakan “Saya sudah melewatkan tahun-tahun dalam hidup saya memberi orang-orang kesenangan, membantu mereka menikmati hidup, dan yang saya peroleh adalah perlakukan kejam sebagai orang yang dicari-cari.”

Hal terpenting dari dua kisah di atas adalah bahwa kedua penjahat tersebut tidak menyalahkan dirinya sama sekali. Mereka hanya melihat nilai kebaikan yang pernah mereka lakukan, meskipun sedikit. Hal ini sama halnya dengan Ducth Schultz, juga merupakan penjahat paling terkenal di New York, dia mengaku bahwa dia adalah orang dermawan. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Lewis Lawes, salah satu sipir penjara senior bahwa hanya sedikit kriminal yang menganggap bahwa mereka orang jahat.

Mereka membuat rasionalisasi bahwa mereka sama manusianya dengan semua orang. Hampir dari mereka semua punya alasan logis terhadap kejahatan yang dikerjakan dan mereka menganggap itu adalah benar.

Ini artinya orang-orang sekelas penjahat kelas kakap di atas saja sama sekali tidak menyalahkan diri mereka, bagaimana halnya dengan orang-orang di sekitar kita? Wanamaker, pendiri sejumlah toko di Amerika mengatakan bahwa dia sudah belajar sejak tiga puluh tahun yang lalu bahwa sungguh bodoh untuk memarahi orang lain, dia sadar bahwa sembilan puluh sembilan kali seratus, orang tidak mengkritik dirinya sendiri, dia cenderung akan merasa benar, tidak peduli kesalahan yang dilakukan.

Artinya jika ternyata kebanyakan manusia tidak pernah menempatkan dirinya sebagai orang yang salah dan dia tidak pernah mengkritik dirinya sendiri, maka sangat percuma apabila kita harus mengkritiknya, itu hanya akan menimbulkan masalah baru. Kritik adalah hal yang sia-sia karena menempatkan seseorang dalam posisi defensif, dan biasanya membuat orang itu mempertahankan dirinya. Hens Selye, Psikolog besar berkata: “Kehausan kita akan persetujuan, sama besarnya ketakutan kita akan kritik.”

George B. Jhonston, Koordinator keamanan sebuah perusahaan rekayasa mempunyai tanggung jawab memastikan keselamatan pekerja, salah satunya tugasnya adalah memastikan pekerja memakai topi pengaman. Dia akan melaporkan jika ada pekerja yang tidak memakai topi pengaman, kemudian juga menyampaikan secara jelas mengenai peraturan yang ada. Hasilnya, ia mendapat penerimaan yang tidak simpatik dari pekerja yang merasa kesal, sering kali setelah pergi para pekerja kembali melepas topinya. Lalu ia mencoba pendekatan yang berbeda, ketika dia melihat pekerja yang tidak memakai topi, ia bertanya dengan ramah apakah topi itu tidak nyaman, sambil memngingatkan dengan nada menyenangkan bahwa topi itu dirancang untuk melindungi mereka dari kecelakaan.

Demikian halnya salah satu direktur salah satu perusahaan kecil di Amerika, dia mempunyai lebih dari seratus pegawai di kantornya, namun karena sifatnya yang suka memarahi dan mengkritik kesalahan yang mereka lakukan, ketika dia masuk ke kantor banyak pegawainya yang berpaling dan mengerutkan muka, dia merasa sendiri. Kemudian di mencoba cara komunikasinya, ketika ada pegawai yang melakukan kekeliruan, dia tidak serta merta mengkritiknya, apalagi memarahinya, dia mencari sisi positif dan memberikan apresiasi atas hal tersebut kemudian mulai membicarakan kekurangan yang dibuat tanpa menyinggung perasaannya. Akhirny setiap pergi ke kantor dia selalu mendapatkan senyuman para pegawainya, pegawainya tidak segan untuk memaparkan program terbaik dan kekurangan di kantornya.

Tatakala berhubungan dengan manusia, sebaiknya seseorang mengingat bahwa dia sedang tidak berhubungan dengan makhluk logika. Dia sedang berhubungan dengan makhluk penuh dengan emosi. Dia sedang berhubungan dengan makhluk penuh dengan prasangka dan motivasi oleh rasa bangga dan sombong. Oleh sebab itu, kritik pedas tanpa seni terkadang tidak akan membuat perubahan, malah hanya akan menambah masalah.

Kritik pedaslah yang menyebabkan penyair Thomas Hardy, novelis terbaik dalam sastra Inggris menolak selamanya untuk menulis fiksi. Kritik juga telah membuat Thomas Chatterton, penulis puisi terkenal Inggris bunuh diri. Benjamin Franklin seorang diplomat yang sangat mahir berhubungan dengan manusia, sampai kemudian dijadikan Duta Besar Amerika untuk Prancis ketika ditanya rahasia suksesnya menjawab: “Saya tidak akan bicara buruk tentang seseorang, saya hanya akan membicarakan tentang hal baik dengannya.”

Semua orang bodoh bisa mengkritik, mencerca dan mengeluh -dan hampir semua orang bodoh melakukannya. Dengan mengkritik dan mencerca munkin seseorang akan merasa lega dan merasa lebih baik bagi dirinya, tapi itu akan berakibat buruk pada hubungannya dengan orang yang dikritik. Lagi pula, mengkritik belum tentu menyelasaikan masalah, bahkan bisa jadi menambah masalah. Sedangkan melakukannya dengan cara berbeda sebagaiamana yang dilakukan George B. Jhonston (koordinator keamanan di atas) misalnya, bisa menyelesaikan masalah tanpa efek samping.

Carlyle berkata: seorang yang berjiwa besar aka memperlihatkan kebesarannya dara caranya memperlakukan orang kecil.”
Inti dari bab ini adalah “jangan mengkritik, mencerca dan mengeluh.” Apabila dibutuhkan, lakukan dengan pendekatan yang berbeda, yang membuat orang tersebut senang.

Tulisan dirangkum dari bab 1 buku Dale Carnegie "How to Win Friends and Influence People" atau bagaimana mencari kawan dan mempengaruhi orang lain.

Insyaallah saya akan menuliskan rangkumannya sampai akhir bab, mengingat buku ini sangat legendaris dan telah dicetak lebih dari jutaan ekalempar di berbagai negara.

Share:

To be a Successful in Islam

Succes is a big dream of every human in their future life. Everyone always want to be a successful. Some people will say that succes is when they have a lot of money, have good position, and good achievement.

So everyone have a devinision of succes by theirself. As known, the definitions are different from each others. But the importance, success is hitting their goals in their life.

Some motivator maybe ever said there are some ways and keys, how to get succes. But actually, 14 centurys ago, Islam detailly explained about those. The are three keys to reach the goals, to reach the dream and to be a successful in Islam.

Number one: Believe. Believe here, is devided to two parts. Firts: People have to believe in Allah. And second: believe to theirself.

Believe to Allah has meaning that Allah will help them. Believe that Allah will not give them a chance can't they finish it.

Second, they must believe to theirself that they can do what will they do. Before world motivator say right now, example from Dig ziglar said "if you can dream it you can reach it". Or from Ady Ginanjar" people want to be a successful must grow up a belief in their mind. Then, result will follow it.

Before they talked about those, Islam had talked 14 centurys ago. Allah said in hadis qudsi

انا عند ظن عبدي بي
(Ana inda dzonni Abdi bii)
I am in beside of my servant mind

So the first way to reach their dream is believe. They have to hange their mind that they can do what will they do.
Believe will open their mind that they can do it. And what is next?

Number Two: Effort or preperation

Kolonel Sanderas is the owner of KFC, but before, he is poor people.
Even, He has been rejected for 1009 times. Because he always spirit and never give up, now he has 18.000 outlet in the 150 countrys.

So never surrounding is the key, try and try again, never give up if people just try one time, just two times, three times and four etc, they can learn from the story of Kolonel Sanders. Do it with maximum effort.

In islam was mentioning in Al Quran fourteen centurys ago

ان الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بانفسهم

In easy meaning, Allah will not change a fate of people, untill they change by their self.

And thete is an idiom in arabic language, Maybe it is so famous
من جد وجد
Whosoever is doing something with maximum effort, he will get it.

So they have to reach their dream with maximum effort. If they fall and fall just try and try again.

Number three: Pray.

Pray is the best weapon for them. Because pray can change their fate.
Pray can change the impossible thing to be a possible. From ordinary to be extra ordinary. Because there is nothing impossible to our god, everything is possible.

Without pray they just crawl lonely,  walk lonely, run, effort lonely, with pray we will do everything with the strongest of their God.

Theu have to believe that pray can change their fate and bring them to their dream.

Nabi said:
لا يغير القضاء الا بالدعاء
Fate will not change, except with pray.

So. There are three keys to reach their dream in islam.

Share:

Formality and Essensialty in Educational System

Finland is a country which has the best education system in the world. The country is choosen time after time until now. Maybe we will ask why? Why Finland's education is choosen as the best education system? Whereas as we know, right now, we just now some innovations and discoverers, mostly was found by American people. The most advantage country.

It because the main purpose of the educational system is not just about knowledge, innovations, and discoverers.

Finland is also choosen as the most safety country in the world, and the importent, people in Finland are the most happiness people in Europe.

Even, in America, there was story about child killed her parent, it because they always forces her to learn and has good achievement. Children in anvantaged and advantaging country, usually have stressful in their study. They live under the shadow about their future.

In the other hand, in Finland, there is nothing examination, homework, ranking system and for one day, student just spend 5 hours in school. There, education in not just about vallue and achievment. Child just learned about how to be happy and have a good communication with the other people.

In deep meaning, Finland don't focus to manage their education as formality, but as essensiality. Like peanut, The skin is formality, and the contain is essensliaty. In this case, Formality is like entering class and sitting down together, homework, examination, getting high ranking and good achievement.

The essensiality is when people go or not  to school, howefer the way they study, whether just drink coffe in the coffe store, just playing game outdoor, or another activities, but the importent is when they understanding the lessons and practicing them in their life.

But now, so many people just focus about the formality, they just think about why they always come late, why they never enter the class, why the vallue is not good until they forget about did they understand or not? It's the essensiality. 

For example: in university student have to spend 6 months in their class to learn one lesson, it's like "pengantar ilmu hukum" maybe. But actually they can learn and understand it just for 2 weeks, with reading book and watching youtube, sometimes if they can't understand, thay can ask to the other people. It's the difference about formality and essensiality.

Like Thomas Alva Edison, the lamp creator and innovator, he just spend  3 months in formal education.
But until now, he can creat 1096 innovation, include the most important innovations, lamp.

And like the child can hack NASA website and KPU website, he just about 15 years old and still studying in junior high school. How about the master of informatika, Profesor or Doktor of IT, can they do it?

The wise people said: despite you learn on the moon, if you don't learn, don't read your book, or do with maximal effort, you will get nothing. So good futurre is not about where we study? But about how we do our hope with maximum effort.

So everyone have to change their mind that life not about formality but the importent is about esensiality. So when they think something, just directly think about essensiality.

And the most important thing is life is not about good achievement and good position, but about happiness and careful with the others.

Share:

Icon Display

Dahulukan Idealisme Sebelum Fanatisme

Popular Post

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Recent Posts

Kunci Kesuksesan

  • Semangat Beraktifitas.
  • Berfikir Sebelum Bertindak.
  • Utamakan Akhirat daripada Dunia.

Pages

Quote

San Mesan Acabbur Pas Mandih Pas Berseh Sekaleh