Korupsi dan Demokrasi Transaksional
Sejarah Sistem Uang (yang Kelam)
Keterangan: Ilustrasi di bawah ini adalah isi daripada buku "Masa Lalu Uang dan Masa Depan Dunia". Tulisan agak panjang tapi akan memberikan pemahaman pada kita bagaimana sejarah awal mula uang kertas yang kita pakai saat ini. Nama Fabian adalah ilustrasi dari sosok/gerombolan yang pertama menciptakan sistem uang kertas dan mengambil keuntungan darinya. Di masa modern Fabian ini dikenal dengan nama Bankir. Paragraf dalam kurung adalah tambahan keterangan dan opini dari penulis.
Berikut ilustrasinya:
-------------------------------------------------------------
Fabian
sangat bahagia karena dia akan menyampaikan sebuah pidato ke masyarakat besok.
Dia selalu menginginkan kekayaan dan kekuasaan dan sekarang impiannya akan
segera menjadi kenyataan.
Dia
adalah seorang tukang emas. Dia biasa mengukir emas dan perak menjadi
perhiasan, tetapi semakin lama semakin tidak puas karena harus bekerja keras
dalam hidupnya. Fabian menginginkan kesenangan, dan juga tantangan, dan
sekarang rencana barunya siap untuk dimulai.
Awalnya,
selama puluhan generasi, masyarakat terbiasa dengan sistem perdagangan barter
(tukar menukar barang). Seseorang akan menghidupi keluarganya dengan
memproduksi semua yang mereka butuhkan ataupun mengkhususkan diri dalam
perdagangan produk tertentu. Kelebihan dari yang dia produksi, akan dia
tukarkan dengan kelebihan barang lain yang diproduksi orang lain.
Pasar
setiap hari ramai dan bersemangat, orang-orang berteriak dan rnelambaikan
dagangannya. Sebelurnnya pasar adalah ternpat yang rnenyenangkan, tetapi
sekarang jumlah orang terlalu banyak, pertengkaran pun semakin banyak. Tidak
ada lagi waktu untuk ngobrol dan bercanda, sebuah sistern yang lebih baik dari
barter mulai diperlukan.
Secara
urnurn, orang-orang relatif bahagia, dan mereka menikrnati buah dari hasil
kerja keras rnereka. Di setiap komunitas dibentuk sebuah pemerintahan yang
sederhana yang tugasnya rnenjaga agar kebebasan dan hak setiap anggota
masyarakat dilindungi dan untuk rnemastikan bahwa tak seorang pun akan dipaksa
untuk melakukan hal yang tidak dia inginkan oleh siapapun juga.
Namun,
ada masalah yang tidak bisa mereka selesaikan di perdagangan pasar sehari-hari.
Apakah sebelah pisau senilai dengan dua keranjang jagung? Apakah seekor kerbau
lebih berharga dari seekor ayam? Orang-orang menginginkan sistem yang lebih
baik. Fabian mengiklankan diri kepada masyarakat, "Saya punya solusi atas
masalah barter yang kita alami, dan saya mengundang kalian semua untuk sebuah
pertemuan publik besok harinya."
Besok
harinya orang-orang pun berkumpul di tengah kota dan Fabian menjelaskan kepada
mereka konsep tentang "uang". Masyarakat yang mendengarkan pidatonya
terkesan dan ingin mendengar lebih banyak. "Emas yang saya produksi
menjadi perhiasan adalah logam yang luar biasa. Dia tidak akan berkarat, dan
bisa bertahan sangat lama. Saya akan membuat emas dalam bentuk koin dan kita
akan menyebut setiap koin dengan nama dolar.
Fabian
menjelaskan konsep tentang nilai, dan bahwa "uang" akan menjadi
medium pertukaran barang, sebuah sistem yang lebih baik daripada barter. Salah
satu dari anggota pemerintah bertanya "Tetapi orang tertentu bisa
menambang emas sendiri dan membuat koin untuk diri mereka sendiri?”
"Ini
tidak boleh diterima" kata Fabian. "Hanya koin-koin yang disetujui
pemerintah yang boleh digunakan, dan kita akan membuat stempel khusus di
koin-koin tersebut." Ini kedengarannya masuk akal dan orang-orang pun
mulai menyarankan agar setiap orang mendapatkan sama banyak. "Tetapi saya
yang paling pantas mendapatkan lebih" kata si pembuat lilin. "Tidak,
saya lah yang berhak mendapatkan lebih," kata si petani. Dan pertengkaran
pun dimulai.
Fabian
membiarkan mereka bertengkar selama beberapa saat, kemudian berkata,
"Karena tidak ada kesepakatan di antara kalian semua, biarlah saya yang
menentukan angkanya buat Anda. Tidak ada batasan berapa koin yang akan Anda
dapatkan dari saya, semua tergantung kemampuan Anda untuk membayar. Semakin
banyak yang Anda dapatkan, semakin banyak yang harus Anda kembalikan tahun
depan."
"Lalu
apa yang akan kamu dapatkan?" kata salah satu pendengar. "Karena saya
yang menyediakan jasa ini, yaitu suplai uang, maka saya berhak mendapatkan
bayaran dari kerja kerasku. Untuk setiap 100 koin yang Anda dapatkan dari saya,
Anda akan membayarkan kembali kepadaku sebanyak 105 koin tahun depannya. 5 koin
ini adalah bayaranku, dan saya akan menyebutnya bunga."
--(
Artinya mereka yang menginginkan koin itu dari Fabian, dia harus berhutang.
Seumpama saat ini dia mengambil 100 koin, maka tahun depannya dia harus
mengembalikan dengan 105 koin. Tidak seorangpun berhak mendapatkan koin yang
resmi itu kecuali dengan berhutang. Hal tersebut juga berarti setiap koin yang
beredar itu mengandung hutang sebesar 5%.)--
Kedengarannya
tidak terlalu buruk, lagipula 5% sepertinya tidak banyak. Maka orang-orang pun
setuju. Mereka sepakat untuk bertemu seminggu kemudian dan memulai sistem baru
ini. Fabian tidak membuang waktu. Dia membuat koin emas siang dan malam, dan
seminggu kemudian dia pun siap dengan koinnya. Orang-orang antri panjang di
depan tokonya. Setelah dicek dan disetujui oleh pemerintah, koin emas Fabian
resmi diedarkan. Sebagian orang hanya meminjam sedikit koin, setelah itu mereka
segera pergi ke pasar mencoba sistem baru ini.
Masyarakat
segera menyadari sisi baik dari sistem ini, dan mereka pun mulai menilai harga
setiap barang dengan koin emas atau dolar. Orang-orang memberikan harga pada
dagangannya sesuai dengan usaha untuk memproduksi barang tersebut. Barang yang
mudah diproduksi harganya lebih rendah, dan barang yang sulit diproduksi
harganya lebih mahal.
Alan
adalah seorang tukang jam. Satu-satunya di kotanya. Jam yang dia buat sangatlah
mahal, tetapi orang-orang bersedia membayar untuk mendapatkan jam yang dia
buat. Dan kemudian ada seorang lain yang juga mulai membuat jam dan menjualnya
dengan harga yang lebih murah. Alan pun terpaksa menurunkan harga jamnya. Kedua
orang ini bersaing memproduksi jam dengan kualitas terbaik dengan harga yang
lebih murah. Ini adalah asal muasal dari apa yang kita sebut kompetisi.
--(Dengan
alasan inilah mengapa suatu komoditas di dalam suatu negara yang hanya dikuasai
satu perusahaan saja akan cenderung dimonopoli, sehingga perusahaan itu akan
senantiasa mempermainkan harga dan distirubusi. Ini yang kemudian membuat
pemerintah mengundang banyak perusahaan asing masuk, agar suatu komoditas tidak
dimonopoli oleh satu perusahaan saja. sehingga baik kualitas ataupun harga akan
bersaing dan masyarakat dapat memilih)--
Hal
yang sama terjadi juga kepada para kontraktor, operator transportasi, akuntan,
petani, dan lainnya. Para pembeli selalu memilih transaksi yang menurut mereka
paling menguntungkan, mereka memiliki kebebasan untuk memilih. Tidak ada
perlindungan buatan semacam Iisensi ataupun cukai tarif untuk menghambat
orang-orang memulai perdagangan. Standar hidup masyarakat mulai meningkat, dan
tak lama kemudian orang-orang pun tidak bisa membayangkan sebuah sistem
perdangan tanpa uang.
Setahun
kemudian, Fabian pun mulai mendatangi orang-orang yang berhutang kepadanya.
Orang-orang tertentu memiliki koin emas lebih dari yang mereka pinjam, tetapi
ini berarti ada orang lainnya yang memiliki lebih sedikit dari yang mereka
pinjam, sebab jumlah koin yang dibuat pada awalnya memang terbatas jumlahnya.
Orang-orang yang memiliki koin lebih membayar kepada Fabian dan juga 5%
bunganya, tetapi mereka kemudian meminjam lagi kepadanya untuk melanjutkan
sistem perdagangan di tahun mendatang.
Sebagian orang mulai menyadari untuk pertama kalinya seperti apa rasanya hutang. Sebelum mereka bisa meminjam kembali kepada Fabian, kali ini mereka harus menjaminkan aset-aset kepadanya, dan mereka pun melanjutkan perdagangan selama setahun mendatang, mencoba mendapatkan 5 koin lebih untuk setiap 100 koin yang mereka pinjam dari Fabian.
Saat
itu, belum ada seorang pun yang menyadari bahwa seluruh masyarakat, sekalipun
mengembalikan semua hutang koin mereka, tetap tidak bisa melunasi hutang mereka
kepada Fabian, karena kelebihan 5% koin emas yang merupakan kewajiban mereka
memang tidak pernah diedarkan oleh Fabian. Tak seorang pun selain Fabian yang
mengetahui bahwa adalah hal yang mustahil bagi masyarakat ini untuk bisa
melunasi hutang mereka bila ditambahkan dengan bunga, uang yang tldak pernah
dia edarkan.
Memang
benar Fabian sendiri juga membuat koin untuk dirinya sendiri dan koin ini akan
beredar di masyarakat, namun tidak mungkin dia sanggup mengkonsumsi 5% dari
semua barang di masyarakat.
Di
dalam toko emasnya, Fabian memiliki sebuah ruang penyimpanan yang sangat kuat,
dan sebagian masyarakat merasa lebih aman kalau menitipkan koin emas mereka
kepada Fabian untuk disimpan. Fabian akan menagih sejumlah uang tertentu
sebagai jasa penyimpanan untuk orang-orang tersebut. Sebagai bukti atas deposit
emas mereka, Fabian memberikan mereka selembar kertas kwitansi.
Orang-orang
yang membawa kwitansi dari Fabian ini bisa menggunakan kertas ini untuk membeli
barang sama halnya seperti menggunakan koin emas. Dan lama-kelamaan
kertaskertas ini beredar di masyarakat sebagai uang sama seperti koin emas. Tak
lama kemudian, Fabian menemukan bahwa kebanyakan orang tidak akan menukarkan
kembali kwitansi deposit mereka dengan koin emasnya.
Dia
pun berpikir, "saya memiliki semua emas di sini dan saya masih juga
bekerja sebagai tukang emas. Ini benar-benar tak masuk akal. Ada ribuan orang
di luar sana yang akan membayarkan bunga kepada saya atas koin-koin emas yang
mereka titipkan kembali kepada saya yang bahkan tidak mereka tukarkan
kembali."
Memang
benar, emas-emas mereka bukan milikku, tetapi emas-emas itu ada di dalam gudangku,
dan itulah yang penting. Saya tidak perlu membuat koin sama sekali, saya bisa
menggunakan koin-koin yang dititipkan kepadaku. Mulanya Fabian sangat
hati-hati, dia hanya meminjamkan bagian kecil dari emas yang dititipkan orang
kepadanya. Lama-kelamaan, karena terbukti tidak ada masalah, dia pun
meminjamkan dalam jumlah yang lebih besar.
Suatu hari, seseorang mengajukan sebuah pinjaman yang nllainya sangat besar. Fabian berkata kepadanya "daripada membawa koin emas dalam jumlah sebesar itu, bagaimana kalau saya menu lis beberapa lembar kwitansi emas kepadamu sebagai bukti depositmu kepadaku." Orang itu pun setuju. Dia mendapatkan hutang yang dia inginkan tetapi emasnya tetap dl gudang Fabian. Sebab emas yang rencana akan dipinjam dengan bunga itu, sudah diganti dengan kwitansi sebagai pengganti emas.
Setelah
orang itu pergi, Fabian pun tersenyum, dia bisa meminjamkan emas kepada orang
sambil mempertahankan emas di gudangnya sendiri. Baik teman, orang tak dikenal,
maupun musuh, membutuhkan uang untuk melanjutkan perdagangan mereka.
Selama
orang-orang bisa memberikan jaminan, mereka bisa meminjam sebanyak yang mereka
butuhkan. Dengan hanya menuliskan kwitansi, Fabian bisa meminjamkan
emas-emasnya senilai beberapa kali Iipat dari yang sebenarnya dia miliki.
Segalanya akan baik-baik saja selama orang-orang tidak menukarkan kwitansi
deposit emas mereka kepada Fabian.
Fabian
memiliki sebuah buku yang menunjukkan debit dan kredit dari setiap orang.
Bisnis simpan-pinjam ini benar-benar sangat menguntungkan baginya. Status
sosial Fabian di masyarakat meningkat secepat kekayaannya. Dia mulai menjadi
orang penting, dia harus dihormati. Di dunia finansial, kata-katanya adalah
ibarat sabda suci.
Tukang
emas dari kota lain mulai penasaran tentang rahasia Fabian dan suatu hari
mereka pun mengunjunginya. Fabian memberitahu apa yang dia lakukan, dan
menekankan kepada mereka pentingnya kerahasiaan dari sistem ini. andainya skema
ini terekspos, bisnis mereka pasti akan ditutup, jadi mereka sepakat untuk
menjaga kerahasiaan bisnis Inl.
Masing-masing
tukang emas ini kembali ke kota mereka dan menjalankan operasi seperti yang
diajarkan oleh Fabian. Orang-orang menerima kwitansi emas sama seperti emas itu
sendiri, dan banyak emas yang masyarakat pinjam yang akan dititipkan kembali
kepada Fabian.
Ketika
seorang pedagang lngin membayar kepada pedagang lainnya, mereka bisa menuliskan
sebuah instruksi kepada Fabian untuk memindahkan uang dari rekening mereka kepada
rekening Iainnya, yang akan dilakukan oleh Fabian dengan mudah dalam beberapa
menit. Sistem ini menjadi sangat populer, dan kertas Instruksi ini pun mulai
dikenal dengan sebutan cek.
Pada
suatu malam, para tukang emas dari berbagai kota ini mengadakan sebuah
pertemuan rahasia dan Fabian mengajukan sebuah rencana baru. Besok harinya
mereka rapat dengan pemerintah dan Fabian berkata, Kertas kwitansi kami telah
menjadi sangat populer. Tak perlu diragukan, Anda para wakil rakyat juga
menggunakan mereka dan manfaatnya jelas sangat memuaskan. Namun, sebagian kwitansi ini telah dlpalsukan
oleh orang-orang. Hal ini harus dihentikan. Para anggota pemerintah pun mulai
khawatir. "Apa yang bisa kami lakukan? Tanya mereka.
Jawaban Fabian ialah sebagai berikut: Pertama-tama, adalah tugas dari pemerintah untuk mencetak uang kertas dengan desain dan tinta yang unik, dan masing-masing uang kertas ini harus ditandatangani oleh Gubernur. Kami para tukang emas akan dengan senang hati membayar biaya cetak.
Ini
juga akan menghemat banyak waktu kami untuk menulis kwitansi." Para
anggota pemerintah berpikir "Ya, memang kewajiban kami untuk melindungi
masyarakat dari pemalsuan uang dan nasehat dari Fabian ini kedengarannya memang
masuk akal." Dan mereka pun setuju untuk mencetak uang kertas ini.
"Yang
kedua", kata Fabian, "sebagian orang juga pergi menambang emas dan
membuat koin emas mereka sendiri. Saya menyarankan agar dibuat sebuah hukum
agar setiap orang yang menemukan emas harus menyerahkannya. Tentu saja, mereka
akan mendapat ganti rugi koin yang saya buat dan uang kertas baru." Ide
ini pun mulai dijalankan.
Pemerintah
mencetak uang kertas baru dengan pecahan $1, $2, $5, $10, dan lainnya. Biaya
cetak yang rendah ini dibayarkan oleh parang tukang emas. Uang kertas ini jauh
lebih gampang untuk dibawa dan dalam waktu singkat diterima oleh masyarakat.
Namun, di luar faktor kenyamanan, ternyata uang kertas dan koin emas yang
beredar hanyalah 10% dari nilai transaksi masyarakat.
Kenyataan
perdagangan menunjukkan bahwa 90% nilai transaksi dilakukan dengan cara pindah
buku (cek). Rencana berikut Fabian mulai berjalan. Sampai saat itu, orang-orang
membayar Fabian untuk menitipkan koin emas (uang) mereka. Untuk menarik lebih
banyak uang ke gudangnya, Fabian akan membayar para depositor 3% bunga atas
emas titipan mereka.
Kebanyakan
orang mengira Fabian meminjamkan kembali uang yang dititipkan kepadanya. Karena
dia meminjamkan kepada orang lain dengan bunga 5%, dan dia membayar para
deposan 3%, maka keuntungan Fabian adalah 2%. Orang-orang pun berpikir jauh
lebih baik mendapatkan 3% daripada membayar Fabian untuk menjaga emas (uang)
mereka, dan mereka pun tertarik.
Volume
tabungan meningkat dengan cepat di gudang Fabian. Dia bisa meminjamkan uang
kertas $200, $300, $400, bahkan sampai sampai $900 untuk setiap $100 yang dia
dapatkan dari deposan. Dia harus berhati-hati dengan ratio 9:1 ini, sebab
menurut pengalamannya, memang ada 1 dari setiap 9 orang yang akan menarik emas
mereka. Bila tidak ada cukup uang saat diperlukan, masyarakat akan curiga.
Dengan
demikian, untuk $900 dolar pinjaman yang diberikan Fabian, dengan bunga 5% dia
akan mendapatkan kembali $45. Ketika pinjaman + bunga ini dilunasi, Fabian akan
membatalkan $900 di kolom debit pembukuannya dan sisa $45 ini adalah miliknya.
Dia dengan senang hati akan membayar bunga $3 untuk setiap $100 yang dititipkan
deposan kepadanya. Artinya, keuntungan riil dari Fabian adalah $42, Bukan $2
yang dibayangkan kebanyakan orang.
Para
tukang emas di kota-kota lain melakukan hal yang sama. Mereka menciptkaan
kredit (pinjaman) tanpa modal (emas) dan menagih bunga atas pinjaman mereka.
Para tukang emas ini tidak lagi membuat koin emas, pemerintahlah yang mencetak
uang kertas dan koin dan memberikannya kepada para tukang emas ini untuk didistribusikan.
Satu-satunya biaya Fabian adalah ongkos cetak uang yang sangat murah.
Di
samping itu, dia juga menciptakan kredit tanpa modal dan menagih bunga atas
pinjaman barunya ini Kebanyakan orang mengira suplai uang adalah operasi dari
pemerintah. Mereka juga perc.aya bahwa Fabian meminjamkan uang dari para
deposan kepada peminjam baru, tetapi rasanya agak heran mengapa orang lain bisa
mendapatkan uang padahal uang para deposan masih tetap tak berkurang.
Seandainya semua orang mencoba mengambil uang mereka pada saat yang bersamaan,
skema penipuan ini akan terekspos.
--(Awalnya,
untuk mendapatkan kwitansi dari Fabian/Bankir, seseorang harus menyerahkan koin
emasnya terlebih dahulu, artinya setiap kwitansi yang beredar sudah mengandung
emas. Namun seiring berjalannya waktu, seseorang dapat mendapatkan pinjaman
uang kertas tanp menyerahkan emas. Hanya berupa jaminan. Ini artinya setiap
uang yang beredar nilainya sudah tidak mengandung emas, tidak seperti kwitansi
sebagaiaman dipaparkan di awal)---
Tak
masalah bila sebuah pinjaman diajukan dalam bentuk uang kertas atau koin.
Fabian tinggal mengatakan kepada pemerintah bahwa penduduk bertambah dan
produksi baru memerlukan uang baru, yang akan dia dapatkan~dengan biaya cetak
yang sangat kecil. Suatu hari seseorang pergi menemui Fabian. "Bunga yang
Anda tagih ini salah," katanya. "Untuk setiap $100 yang Anda
pinjamkan, Anda meminta $105 sebagai kembalinya. $5 extra ini tidak mungkin
bisa dibayarkan karena mereka bahkan tidak eksis.
"Petani
memproduksi makanan, industri memproduksi barang, tetapi hanya Andalah yang
memproduksi uang. Katakanlah hanya ada dua pedagang di negara ini, dan semua
orang bekerja untuk salah satunya. Mereka masing-masing meminjam $100. Setahun
kemudian, mereka harus mengembalikan masing-masing $105 kepada Anda (total
$210). Bila salah satu orang berhasil menjual habis dagangannya dan mendapatkan
$105, orang yang tersisa hanya akan memiliki $95, dia masih berhutang $10
kepadamu, dan tidak ada, uang yang beredar untuk melunasi $10 ini kecuali dia
mengajukan pinjaman baru kepadamu. Sistem ini bermasalah!"
"Untuk
setiap $100 yang kamu pinjamkan, kamu seharusnya mengedarkan $100 kepada sang
peminjam dan $5 untuk kamu belanjakan, jadi total uang yang beredar memungkinan
si peminjam untuk membayar" Fabian mendengarkan dengan tenang dan
menjawab, "Dunia finansial adalah subjek yang rumit, anak muda, butuh
waktu bertahun-tahun untuk memahaminya. Biarkan saya saja yang memikirkan
masalah ini, dan kamu mengurus urusanmu saja.
Kamu harus belajar untuk menjadi lebih efisien, meningkatkan produksimu, memotong ongkos pabrikmu dan menjadi pengusaha yang lebih cerdas. Saya siap membantu untuk urusan itu." Orang ini pun pergi meninggalkan Fabian, tetapi hatinya masih juga bimbang. Sepertinya ada yang tidak beres dengan sistem kerja Fabian, dan pertanyaan yang dia ajukan masih belum dijawab.
Memahami Sejarah Al-Qur'an dalam 5 Menit
Apakah Mungkin di Nusantara Pernah Ada Seorang Nabi?
Adanya Rosul dan Nabi merupakan dua hal yang harus dipercaya oleh seorang mu’min. Seorang tidak diterima imannya kecuali sebelum mengimani adanya Rosul dan Nabi. Diceritakan bahwa jumlah Rosul dalam Islam adalah sekitar 300 lebih, ada riwayat yang mengatakan bahwa jumlahnya 313/315. Sedangkan jumlah Nabi ada riwayat yang mengatakan sekitar 124.000. Namun di antara semuanya, hanya ada beberapa yang wajib diketahui.
Artinya jumlah para Rosul dan
para Nabi ini sangat banyak. Yang tugasnya adalah menyebarkan ajaran
ketauhidan. Hal ini sejalan sebagaimana di dalam Al-Qur’an An-Nahl ayat
36. “Dan sesungguhnya kami telah
mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), sembahlah Allah saja dan
jauhilah taghut.”
Ciri utama dari Rasul dan
kenabian adalah mengajak kepada kebenaran. Di samping kebenaran dalam
berkeyakinan juga kebenaran dalam prilaku. Hal ini kemudian yang menjadikan
beberapa orang mengatakan bahwa orang-orang penting di masa lalu yang megajak
pada kebaikan, ada kemungkinan mereka adalah seorang Nabi atau Rosul. Sebut saja
Socrates, meskipun tidak jelas Nabi siapa. Karena hanya sekedar anggapan. Kemudian
Siddharta Gautama yang notabene menjadi kiblat orang budha disebut-sebut juga
ada kemungkinan adalah Nabi Dzulkifli.
Bahkan sebelum zaman Nabi pun,
ada istilah Al-Khunafa’ sebutan bagi mereka yang menolak paganisme. Mereka ini adalah
penganut monoteisme. Jumlahnya memang tidak banyak. Tapi mereka teguh menolak
untuk menyembah pada berhala yang diletakkan di sekitar Ka’bah. Mereka mengatakan
bahwa mereka hanya akan menyembah tuhannya Ibrahim.
Di dalam buku sejarah Ka’bah
disebutkan bahwa salah satu dari mereka adalah Khalid bin Sinan. Bahkan di buku
tersebut juga mengutip bahwa Nabi bersabda mengenainya bahwa Khalid adalah
seorang Nabi yang ditelantarkan oleh kaumnya. Demikian juga ketika anak
perempuan Khalid datang kepada Nabi dan mendengar Nabi membaca penggalan surat
Al-Ikhlas (qul huwallahu ahad), perempuan tersebut seketika mengatakan
bahwa ayahnya pernah membaca seperti itu. Ini artinya jika hadis tersebut
shohih dan perkataan Nabi Muhammad yang menyebut Khalid sebagai seorang Nabi
bukanlah kiasan, artinya bahkan dalam kurun waktu yang tidak begitu jauh
sebelum Nabi Muhammad pun juga ada seorang Nabi.
Pada intinya Rosul dan Nabi itu
memang orang yang dipilih oleh Allah sebelum Islam untuk menyebarkan
nilai-nilai kebaikan ke seluruh jagat raya. Lalu bagaimana dengan Nusantara? Apakah
ada kemungkinan di Nusantara ini pernah diturunkan seorang Nabi atau Rosul?
Hal tersebut tentu menjadi
misteri. Karena yang banyak tercatat di pelajaran sejarah hanya agama Hindu dan
Budha yang dibawa oleh para pedagang India berabad-abad yang lalu. sebagai
jawabannya tertera di dalam buku Atlas Walisongo bahwa Di era jauh sebelum tibanya
pendatang (pedagang India dengan agama Hindu Budha-nya) di bumi Nusantara,
penduduk setempat sudah mempunyai kepercayaan sendiri, yang biasa disebut dengan
“Kapitayan”. Ajaran Kapitayan dapat digambarkan sebagai suatu ajaran dimana
penganutnya memuja sembahan yang disebut dengan Sang hyang Taya. “Hyang”
bermakna Hampa Kosong, suwung atau awung awung, sedangkan “Taya” bermakna Absolut, tidak bisa dipikir, didekati dengan
panca indera dan dibayang-bayangkan. Atau orang jawa biasa menyebut “tan
kena kinaya ngapa”.
Dalam rangka memuja Sang Hyang
Taya, biasanya penganut Kapitayan menyediakan sesajen dari anyaman bambu untuk
tempat bunga, arak, Tu-Kung (sejenis ayam) untuk dipersembahkan. Berbeda dengan
sembahyang tunggal yang dilakukan oleh masyarakat awam, amaliah yang dilakukan
oleh para ruhaniawan Kapitayan berlangsung khusus di tempat yang disebut dengan
sanggar (bangunan bersegi empat beratap tumpang dengan lubang ceruk di dinding
sebagai lambang kehampaan Sang Hyang Taya).
Dalam bersembahyang menyembah
Sang Hyang Taya, mereka mengikuti gerakan tertentu: mulanya sang ruhaniawan
Kapitayan melakukan Tu-lajeg (berdiri tegak) menghadap tutu-k (lubang ceruk)
dengan kedua tangan diangkat ke atas menghadirkan Sang Hyang Taya di dalam
tutu-d (hati), lalu kedua tangan diturunkan dan didekapkan di dada tepat pada
hati. Setelah Tu-lajeg ini kemudian dilanjutkan dengan proses tu-ngkul
(membungkuk memandang ke bawah) lumayan lama, lalu prosesi tu-lumpak (bersimpuh
dengan kedua tumit diduduki). Yang terakhir adalah to-ndhem (bersujud seperti
bayi dalam perut).
Jika melihat sejarah tersebut
bahwa ajaran yang dianut oleh orang Jawa sebelum datangnya agama Hindu-Budha adalah
monoteisme. Dimana mereka menyemabh dzat yang tunggal. Tatacara sembahyang-nya
pun sangat mirip dengan sembahyang-nya Islam. Meskipun di sana masih ada
praktek sesajen. Sebagai catatan bahwa Nabi terdahulu sebelum Nabi Muhammad
juga diperintahkan untuk melakukan sholat. Sedangkan Islam datang untuk
menyempurnakan agama-agama terdahulu, termasuk dalam hal sholat.
Artinya tidak mungkin ajaran
kapitayan dengan praktek sembahyang-nya yang mirip ajaran Nabi terdahulu itu
ada secara ujuk-ujuk dan dikarang sedemikian miripnya. Pasti ada sebab dan
penyebab sehingga praktek dan keyakinan monoteisme-nya bisa sangat serupa. Sehingga
kembali muncul pertanyaan di atas, apakah mungkin di Nusantara ini pernah ada
seorang Nabi?